Powered By Blogger

Sabtu, 14 Mei 2011

MENYUSUN DAN MENGGUNAKAN STANDAR INTERNASIONAL



Internasionalisasi standar akuntansi merupakan upaya yang penuh konflik. Karena di beberapa Negara standar akuntansi dibentuk secara politis dan di Negara lain melalui mekanisme professional pihak swasta, muncul masalah tentang bagaimana standar internasional harus diciptakan. Juga terdapat pertanyaan mengenai konsep-konsep dasar yang tepat. Misalnya, konsep internasionalisasi yang dipakai oleh masyarakat-masyarakat Eropa (EC) adalah konsep “Harmonisasi”. Ini berarti bahwa standar yang berbeda boleh berlaku di masing-masing Negara anggota, selama standar terebut “selaras” satu sama lain-berarti bahwa standar tersebut secara logis seharusnya tidak boleh bertentangan.
Standardisasi, di sisi lain, berarti bahwa ada satu standar yang diterapkan di semua situasi. Sebagai contoh, aturan pengukuran berbasis biaya transaksi historis diterapkan di AS untuk semua aktiva berwujud jangka panjang. Catat bahwa “Harmonisasi” membolehkan, dengan pengungkapan yang memadai, perusahaan – perusahaan Jerman untuk menggunakan pengukuran biaya historis dan perusahaan – perusahaan Belanda untuk mempergunakan pengukuran replacement value.
KEUNTUNGAN – KEUNTUNGAN DARI STANDAR INTERNASIONAL
Pada International Congress of Accountants ke – 12 di Meksiko City bulan Oktober 1982, John N. Turner, mantan Menteri Keuangan, Menteri Kehakiman dan Jaksa Umum Kanada, dan ketua-I dari Interim Committee IMF, menyebutkan keuntungan-keuntungan dari “standar-standar yang memiliki daya terap universal” :
Keuntungan terbesar yang akan mengalir dari harmonisasi adalah daya – banding informasi keuangan internasional. Daya-banding semacam itu akan menghilangkan kesalah-pahaman yang ada sekarang mengenai keandalan laporan keuangan – laporan keuangan “luar negeri” dan akan menghilangkan salah satu rintangan paling penting bagi arus investasi internasional . . . . .
Keuntungan kedua dari harmonisasi adalah penghematan waktu dan uang yang sekarang dibutuhkan untuk mengkonsolidasi informasi-informasi keuangan yang berbeda pada saat lebih dari satu kelompok laporan diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan hukum-hukum atau praktik nasional . . . . .
Keuntungan ketiga dari harmonisasi adalah kecenderungan bagi standar – standar akuntansi di seluruh dunia untuk diangkat ke tingkat tertinggi dan untuk konsisten dengan kondisi-kondisi ekonomi, hukum dan social lokal.
PENERAPAN STANDAR INTERNASIONAL
Standar-standar akuntansi yang sudaj diinternasionalisasi diterapkan sebagai akibat dari (A) persetujuan internasional atau politik , atau (B) ketaatan sukarela (atau anjuran professional). Aplikasi directive EC yang berkaitan dengan akuntansi merupakan contoh dari alasan pertama. Semua upaya standar internasional lain dalam akuntansi merupakan contoh alasan kedua.
Ketika standar akuntansi diterapkan melalui proses politik, hukum, atau peraturan, biasanya ada peraturan-peraturan yang mengatur proses penerapan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan menentukan peraturan – peraturan dasar apa yang diperlukan, peraturan pelaksanaan apa yang berhubungan dengan peraturan dasar tersebut, dan bagaimana masalah-masalah hukum dan perundang-undangan telah mengarahkan prose situ. Prosedur yang dijelaskan di bawah ini berkaitan dengan ke – 12 negara anggota EC. Kami kemukakan bahwa EC adalah satu-satunya contoh yang ada sampai sekarang dimana sebuah bentuk internasionalisasi standar akuntansi diterapkan secara luas dan secara hukum dapat dilaksanakan.
Semua penerapan standar internasional lainnya dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Dalam kasus semacam ini, tidak muncul konflik, dan penerimaan dan ketaatan terhadap standar nasional sekaligus merupakan penerimaan dan ketaatan terhadap standar internasional.
Ketika standar nasional dan standar internasional berbeda satu sama lain, praktik yang ada dewasa ini “ mengunggulkan” standar nasional. Standar internasional yang diumumkan secara tertutup memunculkan suatu hirarki prioritas dari standar nasional ke standar internasional. Jika tekanan-tekanan persaingan bisnis atau pasar keuangan mendorong perusahaan – perusahaan multinasional untuk menggunakan standar akuntansi internasional, maka hal itu mereka lakukan secara bersamaan dengan menerima dan menggunakan standar nasional. Penerimaan ganda semacam itu, dalam banyak kasus, menghasilkan pelaporan keuangan ganda – satu sesuai dengan standar nasional dan satu lagi ( secara bersamaan ) sesuai dengan standar internasional. Pendekatan ganda bagi pelaporan keuangan oleh MNC mungkin akan menjadi suatu momentum sejalan dengan berlangsungnya internasionalisasi standar akuntansi.
Mengenai penerapan standar-standar akuntansi internasional di perusahaan –perusahaan kecil dan besar, nasional dan multinasional, manufaktur dan jasa, ada maksud tersembunyi dari penyusun dan penganjur standar internasional bahwa standar mereka harus berlaku se-komprehensif mungkin. Jadi, perbedaan jenis usaha tidak relevan disini. IASC telah denngan sengaja mengagendakan topic Disclosures in Financial Statements of Banks untuk menunjukkan bahwa standar-standarnya berlaku dalam lingkup yang lebih luas, tidak hanya untuk perusahaan-perusahaan dagang dan industry saja.
Walaupun begitu, pada kenyataannya, ukuran dan kadar “multinasionalitas” perusahaan dapat menjadi obyek diskriminasi. Perusahaan-perusahaan nasional berukuran kecil dan menengah kemungkinan besar tidak membutuhkan, atau, menerima standar internasional yang rumit. Mereka lebih baik menggunakan standar nasionalnya masing-masing, yang sering kali bertindak diskriminatif antara perusahaan public dan perusahaan non-publik. Sebagai contoh, perusahaan – perusahaan non – public di AS oleh FASB dibebaskan dari beberapa kewajiban.
Perusahaan – perusahaan multinasional atau nasional besar yang ingin masuk ke pasar uang dan pasar modal internasional merupakan target utama internasionalisasi standar pasar internasional. Denagn mempertimbangkan perusahaan – perusahaan macam inilah banyak standar akuntansi internasional disusun. Dengan demikian, penerimaan standar akuntansi internasional, sejauh yang telah terjadi dan yang mungkin akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi, sangat terusat pada perusahaan- perusahaan yang aktif beroperasi di luar batas nasional.
PENYUSUN UTAMA STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Empat organisasi dunia merupakan pemain kunci dalam kegiatan penyusunan standar akunatnsi internasional :
1. International Accounting Standards Committee (IASC)
2. Komisi dan Masyarakat Eropa (EC)
3. United Nations Intergovernmental Working Group of Experts on International Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
4. Organization for Economic Cooperation and Development Working Group on Accounting Standards (Kelompok Kerja OECD)
IASC sebenarnya mewakili kepentingan – kepentingan dan organisasi – organisasi sektor swasta. Komisi EC, Kelompok Kerja OECD, dan ISAR adalah struktur-struktur politis yang mendapatkan eksistensi dan mandatnya dari perjanjian – perjanjian dan persetujuan internasional. Organisasi akuntansi internasional kunci lainnya adalah International Federation of Accountants (IFAC), yang fungsi utamanya adalah mengkoordinasi aktivitas-aktivitas dan persoalan – persoalan profesi internasional dan mengembangkan dan menyebarluaskan pedoman –pedoman auditing internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar